LYMPHEDEMA & ME

March 10, 2011 at 8:49 am Leave a comment

LYMPHEDEMA & ME
Aku tetap berusaha memperlakukan lengan kananku sesuai anjuran-anjuran untuk menghindari lymphedema. Tapi kadang aku lupa… secara tidak sadar lengan kananku ikut membantu lengan kiri untuk mengangkat barang lebih dari 3 kilogram. Terakhir, aku lupa waktu akan dilakukan imunisasi influenza menjelang keberangkatan haji, disuntik di lengan kanan. Sudah terlanjur, mmungkin itulah pencetus lymphedema yang sekarang kurasakan.
Awalnya, aku merasa tidak nyaman bila berbaring miring kearah kanan. Rasanya agak pegal setelah miring agak lama. Ketika bercermin, kulihat lengan atas kanan agak lebih besar dari lengan kiri, kupikir itu karena lengan kananku menjadi lebih ‘berotot’, karena harus bekerja lebih keras setelah otot di bagian dada diambil saat operasi.
Ternyata tidak, itulah awal lymphedema. Makin lama makin kurasakan bengkak bertambah, dan rasa pegal. Setelah tiga bulan, bengkak itu makin terasa nyata. Aku kontrol ke bagian Rehabilitasi medic RS Santo Yusuf, disana aku diberi fisioterapi dengan sinar infra merah dan getaran. Dua atau tiga kali aku kontrol, kelihatannya tidak ada perubahan.
Suatu pagi aku meraba adanya benjolan di leherku. Setelah biopsy, ternyata betul, metastase dari kanker yang dulu. Adanya pembesaran kelenjar ini menambah efek lymphedema, karena kelenjar ini merupakan pool dari saluran-saluran lymphe yang ada. Seharusnya aku langsung khemo, karena bentrok dengan keberangkatanku ke tanah suci, khemo kutunda dan aku diradiasi. Dan… radiasi itu memperparah lymphedem-ku. Karena dengan radiasi, pembuluh-pembuluh lymph akan ikut rusak sehingga cairan lymph akan keluar dari salurannya seperti pada selang yang bocor.
Untuk menangani lymphedema ini, kupikir coba ke bagian RM-nya RSHS, karena RSHS selain pusat rujukan, juga pusat pendidikan. Kebetulan disana ada temanku menjadi dokter konsultan. Konsultasi berlangsung santai. Baru kuketahui bahwa pada kasus kanker dan lymphedema tidak dianjurkan untuk fisioterapi dengan pemanasan seperti yang dilakukan di RS Santo Yusuf (dan memang, waktu di Santo Yusuf aku tidak bertemu dengan dokter, disana hanya ditangani oleh perawat, yang hanya melakukan fisioterapi tanpa melihat riwayat penyakit pasien). Yah.. sudah terlanjur lagi.
Di RSHS, aku mendapatkan fisioterapi dengan memasukkan lengan ke dalam suatu kantung, lalu kantung itu mengembang seperti balon secara bertahap, lama-lama dinaikkan tekanannya sehingga menekan bagian lengan yang bengkak. Setelah itu asisten dokter memanduku melakukan exercise peregangan (karena akhir-akhir ini pergerakan lengan kananku memang menjadi terbatas, dan terasa sakit bila dipaksa digerakkan atau diangkat ke atas. Yah… kali ini agak dipaksa diangkat dan digerakkan sampai batas sakit itu, dan katanya di rumah juga harus digerakkan berulang-ulang. Selain itu, diusahakan bagian yang bengkak itu dimassage secara perlahan untuk memecah kolagen yang terbentuk. Akhirnya, kuputuskan sebaiknya fisioterapi di rumah aja deh. Dari dokter di RSHS juga aku mendapatkan chanel untuk membeli stoking untuk membantu agar bengkaknya bisa dikontrol. Oke deh, sejak saat itu aku pakai stoking dari bawah bahu sampai punggung tangan. Alhamdulillah membantu.
Rasa sakit masih kurasakan, bila tak tahan, aku minum obat penahan rasa sakit, parasetamol dan antalgin nggak mempan, ketoprofen… lumayan. Kebetulan ada temanku seorang ahli neurologi, beliau menganjurkan minum obat gabapentin, sejenis obat neuropatik. Kupikir, betul juga, aku pernah baca bahwa dalam kanker rasa nyeri terjadi akibat penekanan sel tumor pada syaraf, sedangkan pada lymphedema, rasa nyeri juga terjadi karena kumpulan cairan yang membuat bengkak itu menimbulkan penekanan pada syaraf. Kucoba deh, ternyata responnya baik, aku bisa tidur… kuminum 2x sehari, lama-lama 1x sehari, dan sekarang kuminum bila sakit saja. Tapi, dari efek obatnya, gabapentin ini tidak dianjurkan untuk pasien yang mengalami gangguan ginjal. Sayangnya lagi… obat ini harganya 8000/ kapsul. Lumayan mahal lah… buatku… hehe….
Karena setelah tanya sana-sini, browsing sana-sini, belum ada terapi yang spesifik untuk menyembuhkannya… akhirnya, aku harus ikhlas dan sabar deh menerima bahwa lengan kananku akan bengkak entah sampai kapan. Ada sih, penanganan yang spesifik di luar negri sana… (katanya) yaitu dengan cara membuat shunt (penghubung) antara saluran lymph dan pembuluh vena. Hiii… dengernya aja ngeri… operasi jenis apa lagi…? Nggak deh… sabar… sabaaaarr…

Terakhir aku dapet kabar dari prof yang menanganiku, katanya ada juga sih lymphedema yang sembuh… asal rajin fisioterapi di klinik khusus lynphedema… cuma, klinik itu sekarang udah nggak ada… Tapi denger kata sembuh jadi semangat lagi nih… cuma, klinik nya sendiri dimana ya…?

Entry filed under: Breast Cancer with Me. Tags: , .

LYMPHEDEMA, PASIEN DENGAN MASTEKTOMY HARUS TAHU My Pain

Leave a comment

Trackback this post  |  Subscribe to the comments via RSS Feed


Categories

Recent Posts

traffic feed