Aku yang ceroboh

May 5, 2010 at 5:39 pm 2 comments

Mengenang dua tahun yang lalu, ketika pertama kali aku terdiagnosa kanker payudara.

Saat itu, ketika sedang mandi terasa ada bejolan kecil di payudara kananku. Pertama merasakannya kaget juga, tetapi aku buang jauh-jauh firasat jelekku akan adanya Kanker. Karena dulu, semasa masih kuliah, kurang lebih 12 tahun yang lalu aku juga pernah menemukan bejolan di payudara yang sama, dan hasilnya adalah tumor jinak. Karenanya waktu itu aku masih santai dan tidak terlalu aware dengan benjolan ini.

Keinginanku untuk datang berkonsultasi ke dokter yang dahulu merawatku selalu tertunda, selain karena ada kesibukan sehari-hari, kurangnya motivasi untuk berobat juga mempengaruhiku  untuk tidak menyegerakan konsultasi, yang sebenarnya adalah hal yangpenting bila kita menemukan suatu benjolan di payudara.

Waktu demi waktu berlalu, dalam hitungan 3-4 minggu benjolan itu bertambah menjadi dua lalu menjadi tiga (meskipun ukurannya masih kecil -+-diameter 1 cm). Sampai akhirnya aku datang kepada sorang Oncology yang merawatku dahulu.

Ketika diperiksa, ada satu kalimat dari dokter yang membuatku bergetar, beliau mengatakan,”justru berbahaya kalau memang benjolan itu tidak terasa sakit”. Selanjutnya aku diminta berunding dengan suamiku untuk menjalani biopsi beberapa hari kemudian.

Aku dan suamiku setuju untuk melakukan biopsi. Ditemani suami dan ibuku, aku menjalani biopsi di sebuah Rumah Sakit swasta di Bandung, dengan melakukan beberapa test darah dan rontgen sehari sebelumnya.

Proses biopsi berjalan dengan lancar. Aku dianjurkan untuk kembali beberapa hari kemudian untuk mendapatkan hasil pemeriksaan Patologi Anatomi dari jaringan payudaraku yang dibiopsi.

Saat itu aku masih merasa tidak ada suatu yang salah, atau berpikiran bahwa hasil biopsiku adalah kanker. Aku datang kembali ke tempat praktek dokterku hanya ditemani anakku, karena suamiku sedang sibuk dengan pekerjaan kantornya yang tiak bisa ditinggalkan.

Saat mendengar kesimpulan dokter yang membacakan hasil PA, aku langsung lunglai… karena kesimpulan dari dokter, benjolan itu adalah suatu keganasan. Dokterku sendiri heran, kenapa aku tidak diantar oleh suamiku. Lalu aku hubungkan suamiku dan dokterku lewat telpon. Karena kebaikan dokterku itu, beliau mengundang aku dan suamiku ke rumahnya untuk berkonsultasi lebih jauh.

Aku lalu bertemu dengan suamiku di sebuah restoran, saat itu aku tidak bisa menahan tangis. Tapi suamiku berulang kali memintaku untuk tegar dan juga mengatakan bahwa diagnosa itu tidak mengubah pandangannya terhadap diriku, kasihan bila anak-anak melihat ibunya menangis. Tapi sebaliknya, justru aku kasihan pada anak-anak yang mungkin kelak akan kehilangan ibunya.

Setelah hari agak sore, kami pergi ke rumah dokter dan kami berkosultasi mengenai masalah pengobatan selanjutnya. Disimpulkan bahwa dokter menganjurkanku untuk melakukan Mastektomi Radikal yaitu suatu operasi pengangkatan seluruh payudara disertai kelenjar-kelenjar getah bening di sekitarnya, dan kemudian mengenai khemoterapi, itu tergantung hasil PA saat operasi (durante operation).

Apapun pengobatannya, aku percaya, dengan pertolongan Allah swt aku bisa melewatinya. Aku mau menjalani operasi itu atau bahkan menjalani khemoterapi tanpa sedikitpun rasa takut di hatiku, karena aku ingin trus hidup mendampingi suami dan anak-anakku. Insyaallah, dengan ikhtiar dan do’a, aku akan berusaha untuk kuat menjalaninya.

Entry filed under: Breast Cancer with Me. Tags: , , , , .

II. MENEMUKAN BENJOLAN PAYUDARA PERTAMA KALI III. PEMERIKSAAN LANJUTAN PADA KANKER PAYUDARA

2 Comments Add your own

  • 1. i@R  |  May 14, 2010 at 1:31 am

    mbak lia, ini kunjungan balasanku. masya Allah, smoga mbak diberi kesembuhan dan kebaikan. tetep smangat ya, mbak! ^^b

    Reply
    • 2. dirikuwanita  |  May 14, 2010 at 1:38 am

      Trimakasih telah berkunjung ya… Mudah2an kita bisa saling komunikasi selanjutnya. Alhamdulillah, hari ini saya sehat, tidak kurang apapun, masih minum obat anti estrogen, dan selalu rutin kontrol ke dokter yang merawat

      Reply

Leave a reply to dirikuwanita Cancel reply

Trackback this post  |  Subscribe to the comments via RSS Feed


Categories

Recent Posts

traffic feed